Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) meminta masyarakat yang tergantung pada sistem teknologi, informasi dan komunikasi mengantisipasi dampak badai matahari yang diperkirakan terjadi antara tahun 2012-2015.
Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet antariksa Lapan Clara Yono Yatini mengatakan, dampak badai matahari paling utama akan dirasakan pada teknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radio. "Satelit dapat kehilangan kendali dan komunikasi radip akan terputus, satelit di antariksa yang jumlahnya mencapai ribuan akan mengalami goncangan atau sekedar penurunan orbit saat leddakan matahari terjadi. Kondisi itu akan berpengaruh kebumi selama dua hari, seperti terjadinya gangguan data global positioning system (GPS) dan hilangnya frekuensi radio.
Saat terjadi badai matahari, pihaknya juga menghimbau pemerintah atau badan swasta mengurungkan pengorbitan satelit. "Jika terlanjur doirbitkan, lebih baik jangan dinaikkan dulu ke antariksa," Satelit yang sudah mengorbit diminta untuk dimatikan sementara hingga badai matahari mereda. "Pengalaman pada Januari 2005 lalu, badai matahari telah merusak beberapa satelit kita dan ganggguan geomagnetic bumi di wilayah Indonesia,"
Badai matahari, juga berdampak terhadap perubahan iklim. Dampak perubahan iklim akan terasa dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya aktivitas matahari. "Akibatnya, suhu bumi meningkat dan iklim berubah. Partikel-partikel matahari yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi. Dampak yang ekstrem peningkatan aktivitas matahri diduga dapat menyebabkan kemarau panjang
Badai matahari tidak akan langsung menghancurkan peradaban dunia seperti ditakutkan oleh masyarakat selama ini. Warga banyak menghubungkan antara badai matahari dengan isu kiamat 2012 yang berasal dari ramalan Suku Maya, di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar