Gunung Kelud paling berbahaya dari Merapi
SURABAYA (Pos Kota) – Pakar bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo mempunyai pendapat berbeda. Meski predikat waspada disandang Bromo dan Semeru, tetapi justru yang berbahaya dan wajib diwaspadai adalah Gunung Kelud (status normal aktif) di Blitar – Kediri.
Pasalnya, Kelud merupakan gunung api aktif yang erupsinya bersifat eksplosif, meski pada 2007 lalu telah membentuk kubah lava karena mengalami erupsi effusif (lelehan lava yang tertahan, red). Sedangkan, Bromo dan Semeru lebih bersifat effusif. “Memang dapur magma masing-masing gunung bersifat lokal dan tidak berhubungan, tetapi hanya Semeru memiliki sejarah panjang dengan Merapi di Jawa Tengah.
Jika aktivitas vulkanik Merapi meningkat, Semeru selalu bergolak juga,” tegas Amin. Menurut Amin yang juga anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jatim ini, gunung Semeru memiliki ketinggian yang melebihi Merapi. Untuk itu, yang perlu diwaspadai adalah banjir lahar panas dan lahar dingin oleh Semeru yang disebabkan hujan. “Saat ini, Semeru sedang mengumpulkan lahar di atas puncak,” imbuhnya.
SOSIALISASI
Dia mengimbau kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim dan pemerintah setempat agar melatih masyarakat untuk tanggap bencana. Masyarakat harus diberikan sosialisasi bahwa Indonesia berada di lintasan cincin api pasifik (ring of fire), daerah yang paling sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.
“Harusnya pemerintah daerah ataupun pusat lebih siap. Apalagi bencana bukan sesekali terjadi di Indonesia. Selain gempa dan gunung meletus, bencana banjir dan tanah longsor juga kerap terjadi,” tuturnya.
Dia menambahkan, problem besar dari antisipasi bencana di Indonesia adalah kurangnya penelitian untuk mengurangi risiko bencana. Sebagian malah ada yang ‘keblinger’ dengan mengatakan bencana adalah adzab Tuhan yang harus diterima manusia apa adanya. Akibatnya, ketika terjadi bencana, penanganannya terkesan amburadul dan korban jatuh lebih banyak.
Dari bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kata-kata yang rancu (tidak baik), kalimat-kalimat yang tidak baik pada bacaan diatas terdiri dari :
- tetapi justru yang berbahaya > yang wajib diwaspadai dan berbahaya adalah Gunung Kelud
- tetapi hanya Semeru memiliki sejarah panjang dengan Merapi di Jawa Tengah > di Jawa Tengah hanya Semeru dan Merapi yang memiliki sejarah panjang
- bergolak > bergejolak
- dia mengimbau > ia menghimbau
- tanggap bencana > siap menghadapi, sigap menghadapi
- harusnya > seharusnya
- ataupun pusat > atau pemerintah pusat
- apalagi > apalagi, (harus ada tanda koma dibelakang) / apalaginya dihilangkan
- kerap terjadi > sering terjadi
- dia menambahkan > ia menjelaskan
- problem besar > masalah besar
- sebagian malah ada yang ‘keblinger’ > sebagian masyarakat Indonesia ada yang bingung
- penanganannya terkesan > antisipasi dari bencana tersebut terkesan
- amburadul > berantakan (tidak terkontrol dengan baik)
- korban jatuh lebih banyak > banyak memakan korban jiwa
- yang perlu diwaspadai > yang harus diwaspadai
Menurut pendapat Saya kalimat yang baik itu yang mengikuti aturan EYD agar para pembaca dapat menikmati dan memahami bacaan dari kalimat tersebut.
Kutipan dari :
Harian Pos Kota Minggu 28 November 2010
Kematian Perokok Pasif Meningkat
Studi pertama mengenai pengaruh perokok pasif berhasil menemukan fakta bahwa menghirup asap rokok orang lain telah menyebabkan 600.000 kematian setiap tahun, sekitar satu dari 100 di seluruh dunia.
Sepertiga dari korban yang meninggal akibat asap rokok ini adalah anak-anak, yang sering terpapar asap rokok di rumah, demikian hasil penemuan World Health Organization (WHO) setelah melakukan penelitian di 192 negara. Armando Peruga, dari WHO's Tobacco-Free Initiative yang memimpin studi ini, berpendapat bahwa fakta ini bisa membuat berbagai institusi kesehatan untuk memahami korban nyata dari tembakau.
"Kematian ini seharusnya ditambahkan pada sekitar 5,1 juta kematian yang merupakan akibat merokok (aktif), untuk mendapatkan efek penuh dari merokok secara aktif maupun pasif. Kebiasaan merokok ini menyebabkan lebih dari 5,7 juta kematian setiap tahun," katanya.
Badan kesehatan dunia ini menyatakan kepeduliannya mengenai 165.000 anak yang tewas akibat infeksi saluran pernafasan yang berhubungan dengan asap rokok, kebanyakan terjadi di Asia Tenggara dan Afrika. Selain meningkatkan risiko kondisi pernafasan, paru-paru anak yang bernafas dalam asap rokok juga bisa berkembang lebih lambat daripada anak-anak yang tumbuh dalam rumah yang bebas asap rokok.
Paparan asap rokok diperkirakan telah mengakibatkan 379.000 kematian perokok pasif dari penyakit jantung, 165.000 dari infeksi saluran pernafasan, 36.900 dari asma, dan 21.400 dari kanker paru-paru.
Kalau sudah begini, masihkah Anda berkeras merokok di depan orang lain?
Kesimpulan bacaan pada kalimat diatas
- Paragraf 2 (terpapar > terkena/ terhirup)
- Paragraf 2 (memahami korban nyata dari tembakau > memahami bahwa tembakau itu berbahaya)
- Paragraf 3 (kematian ini seharusnya ditambahkan pada sekitar 5,1 juta kematian > sekitar 5,1 juta mengakibatkan kematian akibat merokok)
- Paragraf 3 (katanya > tegasnya)
Pada kalimat diatas masyarakat dihimbau utuk tidak merokok karena, merokok dapat merugikan orang lain dan diri kita sendiri, dapat merusak sebagian dari anggota tubuh kita, terutama pernafasan.
Sumber :
Harian Kompas, Senin, 29/11/2010 | 18:22 WIB