Rabu, 06 Januari 2010

MANAJEMEN RESIKO

MANAJEMEN RESIKO

Oleh :
Siti Noer Bayana
21108848
2KB04
Universitas Gunadarma


Abstrak

Fungsi manajemen
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Perencanaan
memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.

Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil

Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.

Pengevaluasian atau evaluating
proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.


PENDAHULUAN
PEMAHAMAN
TENTANG RESIKO
DAN MANAJEMEN RESIKO

Manusia selalu dihadapkan dengan resiko sehingga resiko menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Sebagaimana manusia, perusahaan pun demikian. Perusahaan akan selalu berhadapan dengan resiko. Ketidakmampuan perusahaan dalam menangani berbagai resiko yang dihadapi dapat berakibat fatal. Beberapa perusahaan terpaksa hams gulung tikar karena tidak sanggup menangani resiko yang tak terduga.
Ada beberapa resiko yang sering dihadapi perusahaan, antara lain resiko barang tidak terjual, resiko piutang tidak tertagih, resiko perubahan harga, resiko kebakaran, resiko bencana alam, dan resiko dituntut di pengadilan.

Pengertian Resiko

Jenis Resiko

Resiko dapat dibedakan dalam beberapa jenis, ter-gantung dari mana kita melihatnya. Kita dapat mem-bedakan resiko berdasarkan:
1.    Sudut pandang manajer perusahaan
2.    Sumber penyebab resiko.


Resiko Menurut Manajer Perusahaan
Bagi para manajer perusahaan atau orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis, resiko sering dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu:
•      resiko spekulatif, dan
•      resiko murni.

Resiko spekulatif 
resiko yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan dua ke-mungkinan, yakni kemungkinan merugikan dan kemungkinan menguntungkan.

Seseorang yang menginvestasikan uangnya untuk mendirikan suatu usaha/bisnis akan menghadapi dua kemungkinan, yaitu kemungkinan meng¬untungkan atau kemungkinan yang merugikan. Jika bisnisnya berjalan dengan lancar maka bisnis tersebutakan memberikan keuntungan kepadanya. Namun, jika bisnis tersebut tidak berjalan dengan lancar maka dia akan menderita kerugian. Resiko seperti ini masuk pada kategori resiko spekulatif, yaitu resiko dimana ada kemungkinan yang merugikan namun ada juga kemungkinan yang menguntungkan.

Resiko murni
resiko dimana tidak ada kemungkinan yang menguntungkan dan yang ada hanya kemungkinan yang merugikan.

Perusahaan menghadapi beraneka macam resiko murni, seperti bangkrut, kebakaran, kecurian, pengrusakan, dan lain sebagainya. Jika terjadi kecelakaan kerja, akibat yang ditimbulkan adalah kerugian, yaitu barang rusak, orang cedera, atau mungkin saja nyawa manusia yang melayang. Tidak ada kemungkinan yang menguntungkan dari kecelakaan kerja.

Resiko Menurut Penyebabnya
Dari sumber penyebabnya, resiko secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
•      resiko keuangan, dan
•      resiko operasional.

Resiko keuangan adalah resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang.

Perusahaan yang menjual atau membeli barang dengan pihak luar negeri yang memiliki mata uang Pemahaman Tentang Resiko dan Manajemen Resiko yang berbeda, menghadapi resiko bukan saja harga barang yang dapat berubah namun juga perubahan nilai mata uang yang dapat merugikan.

Resiko operasional adalah semua resiko yang tidak masuk pada kelompok resiko keuangan. Resiko operasional disebabkan oleh faktor manusia, alam, dan teknologi.

Manusia yang oleh karena ketidakmampuannya atau karena dengan sengaja dapat menyebabkan timbulnya resiko. Bencana alam juga dapat menimbulkan resiko. Alat-alat yang sudah usang, rusak, dan sebagainya dapat menimbulkan resiko. Buku ini membahas lebih rinci tentang cara mengelola (managing) berbagai resiko operasional.

Mengapa Manajemen Resiko?
Perusahaan selalu dihadapi dengan berbagai macam resiko. Kesanggupan manajemen untuk mengelola (managing) berbagai resiko ini menjadi suatu keharusan.

Proses Manajemen Resiko
Apa yang pertama-tama harus dilakukan dalam proses pengelolaan resiko operasional? Sebelum resiko dapat ditangani dengan baik, ada dua proses yang harus dilalui, yaitu identifikasi resiko dan pengukuran resiko.

Proses dari manajemen resiko operasional dimulai dengan mengidentifikasi resiko-resiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Setelah semua resiko yang dapat dikenali teridentifikasi, langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengukur resiko-resiko yang telah teridentifikasi tersebut.  Maksud dari pengukuran resiko adalah untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan terjadinya resiko dan seberapa besar konsekuensi dari resiko tersebut.

Langkah-langkah dalam proses manajemen resiko operasional
  1. Identifikasi
  2. Pengukuran
  3. Penanganan
Setelah setiap resiko terukur, kemudian langkah terakhir adalah bagaimana menangani resiko-resiko tersebut sehingga segala kemungkinan rugi dapat dibuat sekecil-kecilnya.



PEMBAHASAN

MENGETAHUI
KEBERADAAN RESIKO


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen resiko adalah mengidentifikasi berbagai resiko yang ada pada perusahaan atau organisasi.

Mengapa perlu mengidentifikasi resiko? Jika resiko harus diidentifikasi, dimana saja mereka dapat temui?

Mengapa Mengidentifikasi Resiko ?
Sebelum resiko dapat ditangani, terlebih dahulu resiko-resiko tersebut harus dapat diidentifikasi dengan baik.

Sangat perlu untuk memahami cara-cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko sehingga resiko-resiko yang tadinya seolah-olah tidak kelihatan akan lebih mudah teridentifikasi.

Ada tiga hal penting yang perlu diketahui dalam proses identifikasi resiko, yakni:
1.    mengetahui dimana saja resiko berada.
2.    mengetahui penyebab timbulnya resiko.
3.    mengetahui metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab resiko.

Keberadaan Resiko
Agar "buaya aligatoryang tidak kelihatan dan akan membunuh" itu dapat teridentifikasi, hal pertama-tama yang perlu diketahui adalah di mana saja aligator berada. Dalam proses identifikasi resiko ini perlu diketahui di mana saja resiko berada.

Demikian halnya dalam mengidentifikasi resiko, terutama resiko-resiko yang tidak kelihatan.

Identifikasi resiko dilakukan pada suatu unit kerja. Unit kerja dapat berupa satu perusahaan atau suatu unit dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajer.

Dengan kata lain, perusahaan secara kesatuan merupakan unit kerja. Divisi pemasaran atau divisi sumber daya manusia di suatu perusahaan merupakan suatu unit kerja.

Mengetahui Keberadaan Resiko
Setiap unit kerja mempunyai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Untuk mencapai sasaran tersebut, ada beberapa aktivitas yang dilakukan. Dalam setiap aktivitas, ada manusia yang terlibat, ada barang (mesin, alat, bahan baku, dan sebagainya), dan ada aturan main (kebijakan) yang mengatur aktivitas tersebut.

Dengan demikian, resiko-resiko yang dihadapi perusahaan bisa berada pada:
•      barang,
•     orang, atau
•      kebijakan
Jadi, yang dimaksud dengan keberadaan resiko di sini adalah di mana resiko itu bisa terjadi.

RESIKO PADA BARANG
Perusahaan memiliki berbagai macam barang. Dari setiap barang dimiliki perusahaan bisa menjadi tempat di mana resiko berada.

Untuk mengidentifikasi resiko apa saja yang ada dalam suatu perusahaan, salah satu tempat di mana resiko dapat ditemukan adalah pada barang.

Sebagai contoh, bangunan yang merupakan salah satu barang yang dimiliki perusahaan. Resiko-resiko apa saja yang berada (bisa terjadi) pada bangunan? Banyak resiko yang bisa terjadi pada bangunan, misalnya bangunan terbakar, runtuh, dirusak, dan lain sebagainya.

Yang dimaksud dengan barang disini adalah semua benda yang dapat dilihat, dipegang, dicium, didengar, atau dirasa yang dimiliki perusahaan, kecuali orang. Walaupun orang bisa dilihat dan dipegang, namun disini orang tidak dianggap sebagai barang. Ada dua kelompok barang yang dimiliki perusahaan, yakni:
1.    barang yang digunakan, dan
2.    barang yang diperjual-belikan.

Barang yang Digunakan
Dalam pengoperasian perusahaan, diperlukan berbagai macam barang, seperti bangunan, mesin, kendaraan, meja, kursi, dan barang lain yang digunakan perusahaan.

Barang-barang yang digunakan perusahaan ini terdiri dari barang tetap, yaitu barang yang tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti tanah dan bangunan, dan barang-barang yang dapat dipindahkan, seperti mesin, mobil, kursi, dan meja.

Barang yang Diperjual-belikan     
Perusahaan yang didirikan untuk maksud jual-beli barang atau yang dikenal dengan perusahaan dagang, seperti toko, supermarket, dan distributor akan memiliki barang dagangan. Barang dagangan ini adalah barang yang diperjual-belikan.
Bagi perusahaan manufaktur, dimana ada proses produksi, barang-barang yang diperjual-belikan mencakup bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi yang siap untuk dijual.

Identifikasi Keberadaan Resiko pada Barang
Amati semua barang yang dimiliki perusahaan. Kelompokkan barang-barang yang akan diamati sesuai dengan kategori pengelompokan barang yang dijelaskan di atas. Pengelompokan barang tidak harus persis seperti yang dijelaskan di atas, bisa saja lain, namun pada umumnya demikian.


MENGETAHUI
PENYEBAB RESIKO


Penyebab dari Faktor Fisik
Beberapa resiko disebabkan oleh faktor fisik, seperti api, angin, banjir, gempa bumi, dan kadaluwarsa.

Resiko-resiko yang disebabkan oleh faktor fisik ini bisa dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
•     faktor fisik alam, dan
•     faktor fisik non alam.

Faktor Fisik Alam
Beberapa resiko disebabkan oleh faktor alam, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan angin ribut.

Pada umumnya, faktor fisik alam ini tidak dapat dikendalikan. Dia datang begitu saja dan tidak dapat dicegah. Sebagai contoh, hujan lebat, secara logika, tidak ada orang yang dapat menghentikan hujan lebat selama dia masih hujan. Demikian halnya dengan gempa bumi. Jika dia sudah datang, tidak ada orang yang dapat menahannya.

Faktor Fisik Non Alam
Faktor fisik non alam adalah faktor fisik yang berhubungan dengan teknologi atau dengan benda-benda yang diciptakan manusia.
Mesin yang mogok mungkin disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya: kehabisan bahan bakar, salah satu atau beberapa dari komponennya telah usang. Atau terjadi arus pendek. Kesemuannya ini adalah contoh – contoh penyebab kerugian oleh factor fisik non alam, yaitu faktor yang berhubungan dengan teknologi atau sesuatu yang diciptakan manusia.


METODE YANG DIGUNAKAN
DALAM MENGETAHUI
KEBERADAAN DAN PENYEBAB RESIKO




Metode Interaksi
Metode interaksi adalah suatu cara yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan maupun penyebab resiko dengan cara berinteraksi dengan objek resiko.

Metode Interaksi dapat digunakan dengan cara antara lain :
  1. observasi
  2. wawancara, dan
  3. studi dokumen

Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati atau melihat objek yang akan diidentifikasi. Jika akan mengidentifikasi resiko di bagian produksi maka hal yang dilakukan adalah mengamati di mana saja resiko dapat terjadi di bagian produksi.

Hal yang dilakukan adalah mengamati bagian pelayanan pelanggan dan cari tahu di mana saja resiko dapat terjadi, kejadian apa saja yang bisa menimpa

Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berbicara dan bertanya kepada orang-orang yang berada pada unit kerja yang menjadi objek identifikasi resiko.

Pada umumnya, wawancara dilakukan pada manajemen, karyawan, dan orang-orang yang berhubungan dengan unit kerja yang menjadi objek identifikasi resiko.

Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan mempelajari berbagai laporan, manual, dan materi tertulis lainnya yang terdapat pada unit kerja yang menjadi objek manajeman resiko untuk mengetahui kejadian apa saja yang bias terjadi dan kemungkinan penyebabnya.


Referensi by :
Ronny Kountur, D.M.S., Ph.D


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar